Sejarah Kolonialis dan Imperialisme di Indonesia
MODUL IPS (SEJARAH) KELAS VIII
SEMESTER I
Petunjuk
Untuk Guru
1.
Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari dan memberikan penekanan pada materi yang dianggap sukar dan sering
menyebabkan kesalahan konsep pada peserta didik.
2.
Guru memberikan bantuan jika peserta
didik mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami materi pada modul.
3.
Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan soal yang ada pada modul secara mandiri
4.
Guru meminta peserta didik untuk
menukarkan jawabannya dengan jawaban teman sebangkunya.
5.
Guru membimbing dan mengevaluasi
jawaban peserta didik dengan cara membahas jawaban peserta didik dan
mencocokkannya dengan kunci jawaban.
6.
Guru membimbing peserta didik dalam
memberi skor pada uji diri dan uji pemahaman serta mengukur tingkat pencapaian
keberhasilan dalam mempelajari materi pada bagian umpan balik.
Standar Kompetensi
Memahami
proses kebangkitan nasional
Kompetensi Dasar
Menjelaskan
proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang
ditimbulkannya di berbagai daerah
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan
1: Mendeskripsikan kekuasaan pemerintah kolonial di Nusantara
Kegiatan
2: Menguraikan kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
Kegiatan
3: Menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah
Kegiatan
4: Mendeskripsikan perlawanan rakyat terhadap pemerintah kolonial Hindia
Belanda
Kegiatan
5: Menguraikan persebaran Agama Kristen pada masa kolonial
PETUNJUK BELAJAR
untuk siswa
Dalam mempelajari modul ini supaya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Belajar dengan modul keberhasilannya
tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan
siswa dalam memahami dan mematuhi langkah-langkah
belajarnya.
2. Belajar dengan modul dapat dilakukan secara
mandiri atau kelompok.
3.
Langkah-langkah yang perlu diikuti secara berurutan dalam mempelajari
modul ini
adalah sebagai berikut :
a. Baca dan pahami benar-benar
kompetensi yang ingin dicapai pada modul ini.
b. Perhatikan materi pokoknya dan uraian materinya.
c. Bila dalam mempelajari materi
mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-
teman yang lain. Dan bila
inipun belum terpecahkan sebaiknya tanyakan pada guru.
d.
Setelah memahami materinya, kerjakan tugas-tugas dan soal-soal latihan
yang
tercantum dalam modul ini dalam
lembar jawaban yang terpisah atau pada buku latihan
e. Periksalah hasil penyelesaian
tugas tersebut melalui kunci yang tersedia.
f.
Bila ada jawaban yang belum betul, pelajari sekali lagi materi yang
bersangkutan.
g. Bila semua kegiatan dalam satu
modul sudah dapat diselesaikan dengan baik Kamu
berhak mengikuti tes akhir modul
yang diselenggarakan oleh guru.
h. Bila dalam tes akhir modul,
Kamu dapat mencapai nilai 80, Kamu dapat mempelajari
modul berikutnya.
f. Urutan kegiatan tersebut harus
ditaati, agar Kamu lebih berhasil mempelajari modul ini.
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan
1: Mendeskripsikan kekuasaan pemerintah kolonial di Nusantara
Materi Pokok
Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Uraian Materi
A. Kekuasaan Pemerintah Kolonial di Nusantara
Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan
suatu daerah dengan paksa oleh suatu negara lain dengan maksud untuk memperluas
negara itu. Sedangkan, imperialisme adalah paham tentang penguasaan suatu
bangsa untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Kolonialisme
dan imperialisme Barat berkembang seiring dengan usaha mereka untuk melakukan
penguasaan atas kekayaan alam dari bangsa yang didatanginya. Bangsa-bangsa
Barat tertarik dengan wilayah-wilayah di Nusantara karena hasil buminya,
seperti lada, pala, dan cengkih yang menjadi komoditas utama perburuan mereka.
Di Nusantara, praktik-praktik kolonialisme dan imperialisme dilakukan oleh
bangsa Barat, seperti Portugis, Inggris, dan Belanda. Mereka tidak hanya
menguasai perdagangan rempah-rempah, tetapi juga menguasai wilayah-wilayah.
1. Kekuasaan VOC
Benih kekuasaan penjajah Belanda
di Nusantara bermula dari kedatangan empat kapal dagang pimpinan Cornelis de Houtman pada 1596. Mereka
mendarat di pesisir Banten. Namun, penduduk
Banten
dan sekitarnya mengusir mereka karena sikap mereka yang semena-mena dan
berlaku sombong terhadap penduduk setempat.
Pada 1598, rombongan dari Belanda datang
lagi. Kali ini dipimpin Jacob van Neck. Penduduk Banten menyambut mereka
dengan ramah karena mereka juga bersikap sopan dan ramah. Tujuan van Neck
datang hanya satu, yakni berdagang. Karena itu, setelah mereka mendapatkan
barang-barang dagangannya, rombongan van Neck pulang kembali ke negaranya.
Sejak kedatangan rombongan Jacob van Neck,
banyak kapal Belanda yang datang silih berganti ke wilayah Banten. Namun,
rombongan kapal-kapal itu ternyata tidak memiliki hubungan yang erat. Di
antara kapal-kapal Belanda yang datang itu malah seringkali terjadi
persaingan dan bahkan pertikaian. Akibatnya, konflik terjadi di antara mereka.
Gambar 1.1 Lambang kongsi dagang Belanda
(VOC)
Atas dasar perlunya persatuan di kalangan
pihak-pihak yang melakukan perdagangan, seorang negarawan Belanda, yakni Johan van Oldenbarnevelt mengusulkan
agar masyarakat Belanda membuat kongsi dagang. Akhirnya, pada 20 Maret 1602,
usulan itu diterima sehingga Belanda kemudian mendirikan kongsi dagang
bernama Vereenigde Oost-Indische
Compagnie (VOC). Tujuan didirikannya VOC, yakni sebagai berikut.
a. Menghilangkan persaingan antar pedagang
Belanda.
b. Memperkuat persatuan menghadapi bangsa
Portugis dan bangsa lain yang ada di Nusantara.
c. Mencari
laba yang sebesar-besarnya untuk membantu pemerintah dalam menghadapi
perang me-
lawan
Spanyol.
Pemerintah Belanda merasa senang
dengan maksud dan tujuan VOC. Atas persetujuan parlemen Belanda, pemerintah
lalu memutuskan member hak istimewa kepada VOC yang diberi nama hak octroi atau hak paten. Hak-hak VOC
antara lain sebagai berikut.
a Hak monopoli perdagangan.
b Hak memiliki angkatan perang, mendirikan
benteng, dan berperang.
c Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau
penguasa setempat.
d Hak mencetak dan mengedarkan uang.
Pada
tahun 1605 VOC mulai merampas wilayah-wilayah di Nusantara. Maluku direbut
VOC dari tangan Portugis. Bahkan benteng Portugis di Maluku berhasil
direbutnya. Benteng itu kemudian diberi nama Benteng Victoria. Setelah Ambon
dikuasai, VOC mengangkat Pieter Both
sebagai Gubernur Jendral VOC yang pertama.
VOC mengincar Jayakarta. Pada 1616 Jayakarta
berhasil dikuasai sehingga kota itu diubah menjadi Batavia. Mulai saat itu, pelayaran di Selat Sunda dan Selat
Malaka bisa diawasinya. Tahun itu juga kota Batavia ditetapkan sebagai pusat
kegiatan VOC dengan pimpinannya Jan Pieterszoon Coen.
Namun, seiring dengan kemajuan yang
dimiliki, VOC mulai mengalami kehancuran dari dalam.
Korupsi
merajalela di tubuh VOC. Akibatnya, VOC kesulitan keuangan dalam memberi
bantuan kepada pemerintah Belanda. VOC juga terbelit kesusahan dalam membayar
pegawainya. Pada 31 Desember 1799, akhirnya VOC dibubarkan akibat korupsi.
|
2. Kekuasaan Kerajaan Belanda
Ketika VOC sedang mengalami
berbagai macam persoalan, di Eropa terjadi Perang Koalisi (1792-1797). Dalam
Perang Koalisi, Prancis yang dipimpin Napoleon
Bonaparte berhasil mengalahkan negara-negara, seperti Austria, Prusia,
Inggris, Spanyol, dan Sardinia. Bahkan Belanda kemudian juga dikuasai
Prancis.
Setelah dikuasai Prancis, di Belanda
berdiri pemerintahan Republik Bataaf (Bataafsche Republick). Republik Bataaf
inilah yang berperan penting dalam usaha pembubaran VOC karena VOC dinilai
gagal dalam memegang misi dan tujuannya. Segala hak dan kewajiban VOC lalu diambil alih Republik Bataaf, termasuk
penyelesaian utang yang menumpuk.
Pada
1806 Republik Bataaf dihapus dan digantikan Kerajaan Belanda (Koninjrijk
Holland). Sebagai penguasa Kerajaan Belanda ditunjuk Louis Napoleon yang juga merupakan adik dari pemimpin Prancis,
yakni Napoleon Bonaparte. Louis Napoleon berkuasa penuh atas Kerajaan Belanda
termasuk wilayah jajahannya, Hindia Belanda.
Gambar 1.2 Daendels, gubernur jenderal di
Hindia Belanda tahun 1808-1811
Sebagai pemegang kekuasaan penuh, maka pada
1808 Louis Napoleon mengangkat Herman
Willem Daendels sebagai Gubernur
Jenderal di wilayah Hindia Belanda. Louis Napoleon memberi tugas khusus
kepada Daendels untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan
Inggris. Daendels berkuasa sejak tahun 1808-1811. Namun, dalam kurun waktu
tiga tahun itu, penduduk di wilayah Nusantara merasakan derita yang luar
biasa. Daendels terkenal keras dan kejam. Kabar kekejaman dan
kesewenang-wenangan Daendels akhirnya sampai juga ke telinga Louis Napoleon.
Pada tahun 1811 Napoleon mencopot Daendels dari kedudukannya. Sikap keras dan
kejam Daendels menjadi alasannya. Sebagai pengganti, Napoleon menunjuk Jenderal Janssens sebagai penguasa
baru wilayah Nusantara.
Janssens
dikenal sebagai jenderal yang kurang piawai dalam hal strategi perang dan
lemah dalam mengendalikan situasi pertahanan di tanah Nusantara. Karena itu,
saat Janssens mendengar isu pasukan Inggris hendak datang ke tanah Jawa, ia
langsung mengumumkan negara dalam keadaan bahaya.
Pada 3 Agustus 1811, Angkatan
Laut Inggris di bawah Lord Minto
benar-benar muncul di tanah Jawa, tepatnya di Batavia. Menghadapi kabar bahwa
Janssens dikenal lemah, secara tegas Minto meminta kepada Belanda agar menyerahkan
pulau Jawa kepada Inggris. Janssens tentu saja menolak. Akibatnya, Lord Minto
menyerang pasukan Belanda. Di Tuntang (Salatiga) Belanda menyerah kepada
Inggris pada 17 September 1811.
|
3 Kekuasaan Inggris
Setelah menguasai Jawa, Lord Minto
sebagai Gubernur EIC (East India
Company) menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa baru. EIC
adalah organisasi para pedagang Inggris yang berkedudukan di India dan
bertujuan untuk mengurusi masalah perdagangan. EIC sebenarnya bernama The
Britisch East India Company dan didirikan pada 31 Desember 1600 yang berpusat
di Calcutta (India).
Gambar 1.3 Gubernur Jenderal Thomas
Stamford Raffles 1811-1816
Raffles mulai berkuasa di Nusantara
(Hindia-Belanda) sejak 17 September 1811. Raffles tidak lama berkuasa, karena
di Eropa sedang terjadi pergolakan politik. Dalam Perang Koalisi (1813-1814),
Prancis menderita kekalahan dari persekutuan negara-negara yang terdiri dari
Inggris, Belanda, Spanyol, dan Prusia. Kemengan persekutuan negara-negara
atas Prancis membawa dampak pada hubungan Inggris dan Belanda. Agar tidak
terjadi kesalahpahaman, Inggris dan Belanda sepakat menyelenggarakan
perundingan di London pada 1814. Dalam perundingan itu ditandatangani
Perjanjian London yang salah satu isinya memutuskan bahwa, Belanda menerima
kembali tanah jajahannya, yakni Hindia-Belanda yang sebelumnya dikuasai
Inggris.
Penyerahan wilayah Hindia-Belanda dari
Inggris kepada Belanda dilakukan di Batavia pada 19 Agustus 1816. Sejak
peristiwa itu, maka berakhirlah kekuasaan Raffles serta penjajahan Inggris
dan kembali penjajah Belanda berkuasa di tanah air.
|
PENILAIAN
PENGETAHUAN
Contoh Soal dan Pembahasan
1.
Pada
tahun 1596 Belanda pertama kali mendarat di Banten di bawah pimpinan… .
a.
Pieter
Both c. Jacob van Neck
b.
J.P.
Coen d. Cornelis de
Houtman
Jawaban: D
Dalam
uraian materi “Kekuasaan VOC”, pada awal paragraf kalimat yang pertama tertulis,
Cornelis de Houtman memimpin empat kapal dagang
Belanda yang mula-mula datang di Nusantaradan mendarat di pesisir Banten.
2.
VOC mengalami keruntuhan dan dibubarkan pada
tahun 1799 karena… .
a.
banyak
pegawai VOC melakukan korupsi
b.
mendapat
serangan dari tentara Inggris
c.
keberadaannya
ditentang masyarakat pribumi
d.
bersaing
ketat dengan para pedagang Portugis
Jawaban: A
Dalam
uraian materi “Kekuasaan VOC”, pada paragraf terakhir tertulis, VOC dibubarkan akibat korupsi.
Soal-Soal
Latihan
Pilihan Ganda
1.
Rombongan
pertama kapal-kapal dagang Belanda mendarat di Banten. Saat itu rakyat Banten…
.
a.
Mengusir
rombongan Belanda karena mereka bersikap kasar dan sombong
b.
Menerima
dengan baik kedatangan Belanda karena mereka berdagang
c.
Tidak
tahu kedatangan rombongan kapal dagang Belanda
d.
Bersikap
ramah karena mereka orang Belanda
2.
Rombongan
kedua kapal dagang Belanda yang mendarat di pelabuhan Banten di bawah pimpinan…
.
a.
Cornelis
de Houtman
b.
Jacob
van Neck
c.
J.P.
Coen
d.
van
den Bosch
3.
Salah
satu tujuan VOC didirikan adalah… .
a.
Menghilangkan
persaingan antar pedagang Belanda.
b.
Menghilangkan
kekuasaan Portugis
c.
Mencari
rempah-rempah di Maluku
d.
Mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya
4.
VOC
didirikan pada 20 Maret 1602 atas usulan seorang negarawan Belanda bernama… .
a.
Johanes
van den Bosch
b.
Daendels
c.
Jacob
van Neck
d.
Johan
van Oldenbarnevelt
5.
Pemerintah
Belanda memberi hak istimewa kepada VOC yang diberi nama… .
a.
Hak
veto
b.
Hak
octroi
c.
Hak
berdagang
d.
Hak
berkongsi
6.
Salah
satu hak istimewa VOC adalah… .
a.
Hak
mencetak dan mengedarkan uang
b.
Hak
mengangkat gubernur jenderal
c.
Hak
mengangkat pegawai
d.
Hak
memilih dan dipilih
7.
VOC
berhasil merampas benteng Portugis di Maluku, lalu diberi nama… .
a.
Benteng
Elizabeth
b.
Benteng
Yulia
c.
Benteng
Victoria
d.
Benteng
Pieter Both
8.
Pada
tahun 1616 VOC merebut Jayakarta, kemudian kota itu diubah namanya menjadi… .
a.
Batavia
b.
Banten
c.
Bandung
d.
Bali
9.
Jan
Pieterszoon Coen memimpin VOC dan sebagai pusat kegiatannya ditetapkan kota… .
a.
Batavia
b.
Banten
c.
Bandung
d.
Bali
10. Gubernur Jenderal VOC yang
pertama adalah… .
a.
.J.P. Coen
b. Pieter Both
c. Johanes van den Bosch
d. Cornelis de Houtman
11. Di Belanda berdiri pemerintahan
Republik Bataaf yang berperan dalam… .
a. pembubaran VOC
b. pembubaran parlemen
c. pembubaran penjajahan
d. pembubaran demonstrasi
12. Pada 1806 Republik Bataaf dihapus dan
digantikan dengan Kerajaan Belanda yang dikuasai
Prancis.
Sebagai penguasa Kerajaan Belanda
ditunjuk… .
a.
Willem
Daendels
b.
Janssen
c.
Raffles
d.
Louis
Napoleon
13.
Willem Daendels dikirim ke Nusantara (Hindia-Belanda) dengan satu tugas
utama, yaitu… .
a. Untuk
berperang melawan raja Jawa
b.
Mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris
c. Untuk menyiksa rakyat di Hindia-Belanda
d.
Mempertahankan besarnya pajak VOC
14. Tahun 1811 Daendels dicopot dari jabatannya
karena bersikap… .
a.
kasar dan kejam terhadap rakyat
b.
memberontak terhadap kerajaan
c.
korup
d. melanggar peraturan VOC
15.Kemudian Daendels digantikan oleh… .
a. J.P. Coen
b. Pieter Both
c. Janssens
d. Raffles
Isian
1.
Belanda
mendirikan kongsi dagang pada
20 Maret 1602 yang diberi nama… .
2.
Rombongan
kedua kapal dagang Belanda yang dipimpin Jacob van Neck yang tiba di pelabuhan
Banten diterima dengan baik. Hal ini disebabkan karena… .
3.
Hak
memiliki angkatan perang, mendirikan benteng, dan berperang, merupakan hak istimewa yang diberikan oleh
Belanda kepada… .
4.
Pada
31 Desember 1799, akhirnya VOC dibubarkan akibat banyak pegawainya yang… .
5.
VOC
dibubarkan oleh pemerintahan… .
6.
Sebagai
pemegang kekuasaan penuh Kerajaan Belanda, maka pada 1808 Louis Napoleon
mengangkat ……………………sebagai Gubernur Jenderal di wilayah Hindia Belanda.
7.
Gubernur
jenderal Inggris yang berkuasa di Nusantara setelah direbut dari tangan Belanda
adalah… .
8.
Gubernur
jenderal Daendels digantikan oleh… .
9.
Daendels
saat memerintah dikenal sangat… . dan… .
10.
Raffles
diangkat sebagai gubernur jenderal di Hindia Belanda oleh… .
PENILAIAN KETERAMPILAN
Setelah membaca materi di atas,
Kamu dapat mendeskripsikan hal-hal berikut.
Contoh:
A.
Pada
masa kekuasaan VOC, banyak tindak
korupsi dilakukan para pegawainya. Tindakan korupsi merupakan perilaku yang
mengabaikan disiplin diri sehingga tidak mematuhi pada ketentuan dan peraturan
yang berlaku. Akhirnya, VOC dibubarkan akibat ketidakberesan keuangan.
B.
Kesewenang-wenangan
dan kekejaman yang diperlihatkan Daendels telah membawa derita dan sengsara
bagi rakyat Indonesia. Namun, setiap kesewenang-wenangan dan perilaku arogan
tidak akan pernah bertahan lama. Akhirnya, Daendels pun dicopot jabatannya
sebagai Gubernur Jenderal dan diganti oleh Jenderal Janssens sebagai penguasa
baru wilayah Nusantara.
C.
Kekuasaan
Raffles di Nusantara tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan oleh gejolak
politik di Eropa, ditandai dengan Perang Koalisi (1813-1814), yang dimenangkan
oleh persekutuan negara-negara seperti Inggris, Belanda, Spanyol, dan Prusia.
Dalam perang ini, Prancis menderita kekalahan. Kemenangan persekutuan ini
membawa dampak pada hubungan Inggris dan Belanda. Agar tidak terjadi
kesalahpahaman, akhirnya Inggris menyerahkan kembali wilayah Nusantara ke
tangan Belanda.
TUGAS
Lakukanlah
kegiatan berikut ini dengan baik!
1 Bentuklah kelas ke dalam enam kelompok.
2 Dua kelompok akan membahas satu topik yang
sama.
3 Masing-masing kelompok mendiskusikan topik
bahasan dan mendeskripsikan jawabannya.
4 Masing-masing kelompok mempresentasikan
jawabannya (menggunakan Power Point) dan kelompok
lain menanggapi.
5 Di bawah bimbingan guru, siswa
mendeskripsikan hasil diskusi kelas sebagai kesimpulan.
Topik A: Kekuasaan VOC
Sebelum menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini,
bacalah dengan saksama terlebih dahulu materinya yang berjudul “Kekuasaan VOC”
pada bagian 1 uraian materi di atas!
Contoh:
1.
Coba
jelaskan! Apa yang melatarbelakangi pembentukan
VOC dan apa tujuannya?
Jawab: (paragraph 3 dan 4)
Karena
di antara kapal-kapal dagang Belanda sering terjadi pertikaian dan persaingan
yang tidak sehat yang menimbulkan konflik berkepanjangan. Atas dasar perlunya persatuan di kalangan pihak-pihak yang
melakukan perdagangan, seorang negarawan Belanda, yakni Johan van
Oldenbarnevelt mengusulkan agar masyarakat Belanda membuat kongsi dagang.
Akhirnya, pada 20 Maret 1602, usulan itu diterima sehingga Belanda kemudian
mendirikan kongsi dagang bernama Vereenigde
Oost-Indische Compagnie (VOC).
Tujuan
pendirian VOC, antara lain:
a. Menghilangkan persaingan antar pedagang
Belanda.
b. Memperkuat persatuan menghadapi bangsa
Portugis dan bangsa lain yang ada di Nusantara.
c. Mencari
laba yang sebesar-besarnya untuk membantu pemerintah dalam menghadapi
perang me-
lawan Spanyol.
2.
Atas
persetujuan parlemen Belanda, pemerintah memutuskan memberi hak istimewa kepada VOC yang diberi
nama hak octroi atau hak paten.
Coba Kamu uraikan
hak-hak VOC itu!
3.
Jelaskan!
Mengapa VOC dibubarkan dan siapa yang membubarkan?
4.
Apakah
dampak korupsi bagi suatu negara?
5.
Bagaimanakah
langkah terbaik untuk memberantas korupsi di negeri kita?
Topik B: Kekuasaan Kerajaan Belanda
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, bacalah dengan saksama terlebih
dahulu materinya yang berjudul “Kekuasaan Kerajaan Belanda” pada bagian 2
uraian materi di atas!
Contoh:
1.
Di
samping alasan dilanda korupsi, apa penyebab lain VOC dibubarkan? Siapa yang
membubarkan?
Jawab: (paragraph 2)
Di
samping alasan digerogoti korupsi, VOC juga dibubarkan karena dianggap gagal
mengemban misi dan tujuannya.
VOC
dibubarkan oleh pemerintahan Republik Bataaf Belanda.
2.
Sebenarnya
apa tugas utama Daendels di Nusantara? Siapa yang memberikan tugas itu?
3.
Ceritakan
bagaimana Inggris dapat merebut wilayah Nusantara dari tangan Belanda?
4.
Coba
jelaskan pandanganmu, bagaimana bila perilaku sewenang-wenang ada pada pejabat
negara kita sekarang ini!
5.
Sebaiknya
bagaimanakah sikap seorang pejabat negara?
Topik C: Kekuasaan Inggris
Sebelum menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini,
bacalah dengan saksama terlebih dahulu materinya yang berjudul “Kekuasaan
Inggris” pada bagian 3 uraian materi di atas!
Contoh:
1.
Sebutkan! Siapa yang ditunjuk oleh pemerintah Inggris
untuk menjadi penguasa di wilayah Hindia-Belanda setelah direbut dari tangan
Belanda?
Jawab: (paragraph 1)
Setelah menguasai Jawa, Lord Minto sebagai
Gubernur EIC (East India Company)
menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai
penguasa baru, di Hindia-Belanda
2.
Jelaskan!
Apa salah satu isi Perjanjian London?
3.
Sebutkan
pihak-pihak yang menyelenggarakan Perjanjian London itu!
4.
Jelaskan!
Apa yang melatarbelakangi diselenggarakannya Perjanjian London?
5.
Sebutkan
gejolak politik yang terjadi di Eropa, saat Raffles berkuasa di Nusantara!
PENILAIAN SIKAP
Sehubungan
dengan karakter “pecaya diri” dan “peduli”,
tunjukkan dan kembangkanlah sikap percaya diri (diambil dari 18 Nilai
Karakter-BSNP) dan peduli (diambil dari 12 Nilai Karakter Pendidikan Kristen)
sesuai rubrik berikut ini:
Observasi
Sikap Percaya Diri
Skor
|
Kategori
|
Kriteria
|
85 – 90
|
A
|
·
Selalu
mengacungkan tangan dalam kegiatan interaktif pembahasan.
·
Menyampaikan
gagasan dengan tata kalimat dan kontrol emosi
yang baik
|
81 – 84
|
B
|
·
Beberapa kali
mengacungkan tangan dalam kegiatan interaktif pembahasan.
·
Menyampaiakan
gagasan dengan tata kalimat dan kontrol emosi yang baik.
|
80
|
C
|
·
Jarang mengacungkan tangan dalam kegiatan
interaktif
pembahasan.
·
Menyampaikan gagasan dengan tata kalimat dan
kontrol emosi
yang cukup baik.
|
70-75
|
D
|
·
Tidak berinisiatif untuk terlibat dalam
kegiatan
interaktif pembahasan.
·
Memberi jawab atas pertanyaan yang diajukan
|
Observasi
Sikap Peduli
Skor
|
Kategori
|
Kriteria
|
81 – 90
|
A
|
·
Selalu
aktif memerhatikan penjelasan guru
dengan baik.
·
Selalu aktif
memerhatikan teman yang berkesempatan menyampaikan sesuatu.
·
Selalu aktif
menjaga ketertiban saat pembelajaran berlangsung
|
80
|
B
|
·
Satu kali
mendapat teguran berkenaan dengan tanggung jawab menjaga ketertiban saat
pembelajaran berlangsung.
|
75
|
C
|
·
Dua kali
mendapat teguran berkenaan dengan tanggung jawab menjaga ketertiban saat
pembelajaran berlangsung.
|
70
|
D
|
·
Sering mendapat teguran berkenaan dengan tanggung
jawab menjaga ketertiban saat pembelajaran berlangsung.
|
Kegiatan
2: Menguraikan kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
B. Kebijakan-kebijakan Pemerintah
Kolonial
Pemerintah kolonial
melakukan penjajahan karena ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
dari tanah jajahan. Keuntungan ekonomis itu akan digunakan untuk kepentingan
negeri asal dan mendanai praktik penjajahan. Untuk mencapai tujuan itu,
dikeluarkan bermacam kebijakan pemerintahan kolonial seperti berikut ini.
1 Kebijakan
pada Masa VOC (1602-1799)
Para petinggi VOC menjalankan
kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia, seperti:
a.
Penarikan
pajak hasil bumi (contingenten),
b.
Penyerahan
paksa hasil bumi (verplichte leveranties),
c.
Pelaksanaan
kerja paksa (rodi), dan
d.
Wajib
kerja (verplichte diensten)
2 Kebijakan pada Masa Pemerintahan
Daendels (1808-1811)
Pada masa kekuasaan Daendels yang
berlangsung antara tahun 1808-1811 dijalankan kebijakan-kebijakan politik dan
ekonomi sebagai berikut.
a Membangun Ruas Jalan Raya dari
Anyer-Panarukan (Jalan Raya Pos/Grote Post Weg.
Ruas jalan yang dibangun Daendels
dari Anyer sampai Panarukan ini dikenal dengan sebutan Jalan Raya Pos (Grote
Postweg). Panjang ruas jalan sekitar 1100 kilometer. Pada tiap-tiap 4,5 kilometer didirikan pos
sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat-surat. Tujuan
pembangunan Jalan Raya Pos adalah memperlancar komunikasi antar daerah yang
dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa.
b Membangun Armada Militer yang Kuat
Dalam upaya mempertahankan Pulau Jawa
dari serangan Inggris, Daendels membutuhkan armada militer yang kuat,
tangguh, dan banyak. Daendels membentuk pasukan yang berasal dari masyarakat
pribumi. Daendels kemudian mendirikan sekolah militer di Batavia, tempat
pembuatan senjata di Semarang, dan pembangunan benteng serta pabrik senjata di Surabaya. Selain
persenjataan darat, Daendels pun berusaha mengadakan dan memperbaiki sarana
prasarana pertahanan laut.
c Memperbaiki Struktur Pemerintahan
Pegawai-pegawai VOC terlalu
luas kewenangan kerjanya. Daendels lantas membatasinya dengan maksud mereka
tidak mudah terjerumus ke dalam tindakan korupsi. Daendels berusaha memberi
gaji yang cukup bagi pegawainya, tetapi mereka dilarang berdagang, menerima
hadiah atau pemberian yang tidak sah. Selanjutnya, Pulau Jawa dibagi ke dalam
Sembilan keresidenan yang berada di bawah pengawasan pemerintah pusat di
Batavia.
d Menggalakkan Penyerahan Hasil Bumi
(Verplichte Leveranties)
Semasa VOC berkuasa, rakyat dipaksa menjual hasil
buminya kepada penguasa. Aturan seperti itu tetap diberlakukan karena
Daendels membutuhkan biaya yang besar untuk menjalankan semua kebijakannya di
Hindia Belanda. Hasil bumi yang amat diperhatikan ialah kopi yang harganya
mahal di pasaran Eropa.
3 Kebijakan pada Masa Pemerintahan Raffles
(1811-1816)
Thomas Stamford Raffles mulai
berkuasa di Hindia Belanda sejak 17 September 1811. Selama berkuasa, Raffles
menerapkan kebijakan politik ekonomi yang disebut system pajak tanah (landrent system).
Sistem pajak tanah dibuat dengan
tujuan menciptakan suatu system ekonomi yang bebas dari segala unsur paksaan.
Sistem pajak tanah ini hanya diberlakukan di Pulau Jawa. Berikut pokok-pokok
kebijakan sistem pajak tanah yang dijalankan Raffles.
a.
Segala
bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan. Rakyat diberi kebebasan
menentukan jenis tanaman yang akan ditanamnya.
b.
Peranan
para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan sebagai gantinya mereka
dijadikan aparat negara yang bertanggung jawab kepada pemerintah.
c.
Pemerintah
Inggris adalah pemilik tanah. Setiap petani yang menggarap tanah dianggap
sebagai penyewa tanah dan diwajibkan membayar pajak sebagai uang sewa.
Pokok-pokok
kebijakan pemerintahan Raffles bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Tetapi, pada kenyataannya system pajak tanah ini menemui kegagalan.
|
Comments
Post a Comment