KONDISI ALAM INDONESIA bahan formatif kls 7
GEOGRAFI KLS7
BAHAN FORMATIF
Kondisi Alam
Indonesia
Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai
sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia
tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan pariwisata pun berkembang di sejumah
wilayah seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lain-lain, sehingga mendatangkan
keuntungan ekonomi yang tidak sedikit.
1. Keadaan Fisik Wilayah
Sebagai suatu wilayah, Indonesia memiliki keadaan fisik
tertentu. Keadaan fisik tersebut dapat dikenali dari keadaan geologi, bentuk
muka bumi, dan iklim. Keadaan fisik akan memengaruhi corak atau karakteristik
kehidupan makhluk hidup yang tinggal di atasnya.
a. Kondisi Geologi
Indonesia
Ternyata bumi tempat kita hidup, tidak
bulat secara utuh, tetapi terdiri atas lempengan yang bergerak terhadap satu
dan lainnya. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar
yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng
Indo-Australia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra,
Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukkan dengan Eurasia di utara
Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng
tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung
api di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.
Selain terbentuk pegunungan dan gunung api,
tumbukkan antarlempeng juga menghasilkan fenomena gempa bumi. Indonesia
merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi, terutama
pulau-pulau sepanjang pertemuan lempeng Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku
dan Sulawesi. Gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi gempa tektonik maupun
vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa karena
pergerakan lempeng tektonik, sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi
karena adanya aktivitas kegunungapian.
Gunung berapi di Indonesia umumnya
merupakan gunung berapi bertipe strato yaitu gunung berapi berbentuk kerucut
yang tinggi dengan lereng yang curam. Beberapa gunung berapi di Nusantara
sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung
berapi Tambora dan Krakatau.
Gunung
berapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri
gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi
tersebut dapat meletus. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas
kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan material dari dalam gunung berapi.
Peristiwa bencana alam sebenarnya merupakan
bentuk keseimbangan alam. Gunung yang meletus mengeluarkan banyak material yang
kemudian mengendap di daerah sekitarnya. Material tersebut kemudian meremajakan
tanah yang telah berkurang kesuburannya karena pengikisan atau erosi. Andai
tidak ada letusan gunung berapi tentu tanah akan semakin turun kesuburannya.
b. Bentuk Muka
Bumi
Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau,
baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya
mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri
atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti
wilayah lautannya lebih luas dari wilayah daratannya.
Jika kamu perhatikan keadaan pulau-pulau di
Indonesia, tampak adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia
dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan
pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada
peta fisiografi Indonesia berikut ini
Pada peta fisiografi tampak sebaran bentuk
muka bumi Indonesia dari mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca
peta tersebut perhatikanlah legenda atau keterangan peta. Simbol berwarna
kuning menunjukkan dataran rendah, warna
hijau menunjukkan daerah perbukitan, warna oranye menunjukkan dataran tinggi,
dan warna coklat menunjukkan pegunungan.
c. Kondisi Iklim
Indonesia
Indonesia
berada di wilayah tropis. Apa yang menjadi ciri daerah beriklim tropis? Ciri
iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27derajat
C. Di daerah iklim tropis, tidak ada perbedaan yang jauh antara suhu pada musim hujan dan musim
kemarau.
Secara
umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim yaitu iklim
muson, iklim laut dan iklim tropis.
Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah:
1.
Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode
waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2. Iklim tropis, terjadi karena Indonesia
berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi
dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
3. Iklim laut, terjadi karena Indonesia
memiliki wilayah laut yang luas, sehingga banyak menimbulkan penguapan dan
akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
Berbagai
jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi
antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi
antarwilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang
dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk
kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
Hal
yang menarik bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua. Pada saat lautan atau samudra menerima
penyinaran matahari, maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk memanaskan
lautan. Sementara itu, daratan lebih cepat menerima panas. Akibatnya lautan
bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan daratan. Bergeraklah udara dari
lautan ke daratan.
Pada
saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang bergerak
dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya coriolis,
sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat.
Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik
telah membawa banyak uap air, sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia.
Peristiwa
sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau
(Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia
atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia
yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia
sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, maka udara yang bergerak tadi relatif
sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati
wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia, sehingga sedikit
pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.
Pola
angin muson yang bergerak menuju wilayah Indonesia pada saat angin barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke berbagai
wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi tersebut
masih sangat sederhana dan pada saat itu masih
mengandalkan kekuatan angin, sehingga arah gerakannya mengikuti arah gerakan
angin muson.
Pada
musim hujan, petani Indonesia mulai
menyiapkan lahannya untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang ditanam adalah
yang membutuhkan air pada awal
pertumbuhannya, contohnya padi. Sementara itu, nelayan Indonesia justru
mengurangi frekuensi melaut karena biasanya pada saat tersebut sering terjadi
cuaca buruk dan gelombang laut cukup besar, sehingga membahayakan mereka. Ikan
juga lebih sulit ditangkap, sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan
akibatnya harga ikan lebih mahal dari biasanya.
Musim hujan tentu tidak banyak
berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang pekerjaannya tidak berhubungan langsung
dengan alam, misalnya pegawai atau karyawan.
Pada saat musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya
tidak ditanami karena tidak adanya pasokan air. Sebagian lainnya, masih dapat
bercocok tanam dengan mengandalkan air dari sungai atau dari saluran irigasi.
Ada pula petani yang berupaya bercocok tanam walaupun tidak ada air yang cukup
dengan memilih jenis tanaman atau varietas yang tidak memerlukan banyak air.
Pada saat musim kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa banyak
terganggu oleh cuaca yang buruk. Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih besar
dibanding musim hujan, sehingga pasokan ikan juga cukup berlimpah.
Keadaan
iklim pada saat nenek moyang datang ke Indonesia tidak berbeda dengan
keadaan iklim saat ini. Secara umum,
keadaan curah hujan di Indonesia
tergolong tinggi tetapi tidak merata.
Ada wilayah yang sangat tinggi curah hujannya, tetapi ada yang sangat
rendah.
2. Flora dan Fauna
Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan
fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati
Indonesia termasuk tiga besar di dunia
bersama-sama dengan Brazil di Amerika
Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan
Perkebunan tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000
spesies yang sudah teridentifikasi,
sedangkan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan
terdiri atas 515 mamalia, 60
reptile, 1519 burung, dan 121 kupu-kupu. Besarnya keanekaragaman
hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik
wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan tumbuhnya beragam jenis
tumbuhan. Mengapa demikian?
Tumbuhan memerlukan air dan suhu
yang sesuai. Semakin banyak air tersedia semakin banyak tumbuhan yang dapat
tumbuh dan karena itu semakin banyak hewan yang dapat hidup di daerah
tersebut. Bukti dari pernyataan tersebut
dapat kalian bandingkan antara daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti
Indonesia dengan daerah gurun yang curah hujannya sangat kecil. Keanekaragaman
flora fauna Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan daerah gurun.
a. Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia ternyata dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu Indo-Malayan dan
Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan
meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini
adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok IndoAustralian meliputi
tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulaupulau yang termasuk dalam
kawasan ini adalah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Perbandingan karakteristik flora yang ada di
Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut:
Indonesia Barat
|
Indonesia Timur
|
Jenis meranti-merantian sangat banyak
|
Jenis meranti-merantian hanya sedikit
|
Terdapat berbagai jenis rotan
|
Tidak terdapat berbagai jenis rotan
|
Tidak terdapat hutan kayu putih
|
Terdapat hutan kayu putih
|
Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) sedikit
|
Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa, khususnya di
Papua
|
Jenis tumbuhan sagu sedikit
|
Banyak terdapat tumbuhan sag
|
Terdapat berbagai jenis nangka
|
Tidak terdapat jenis nangka
|
Berbagai jenis flora tersebut
telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai bahan
furnitur, bahan bangunan, bahan makanan dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan
banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan
rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan dihasilkan dengan memanfaatkan
bahan dari rotan. Sentra penghasil
produk kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya
di Cirebon dan daerah lainnya di Pulau Jawa.
Comments
Post a Comment