IPS- Materi Bahan PTS 2 Kelas VIII 2020
IPS-
Materi Bahan PTS 2 Kelas VIII 2020
Kedatangan
Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)
Jayakarta merupakan pelabuhan penting
di Pulau Jawa yang kemudian menjadi markas VOC. Bagaimana proses kedatangan
Belanda di Indonesia? Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin
ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung
selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia.
Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat
Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia
kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya pedagang Belanda
di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat,
pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC/Perserikatan
Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger (penggabungan) dari beberapa
perusahaan dagang Belanda.
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah
Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun
kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang
bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu, Belanda
ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka.
Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian
wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di
Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran Jayawikarta juga
memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini
membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayawikarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon
Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta,
sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada
tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC
dikabulkan raja Banten. VOC menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang
diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia.
VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang, dan
pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli
perdagangan.
Pengaruh Monopoli
dalam Perdagangan
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat
diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Hubungan perdagangan tersebut
kemudian berubah menjadi hubungan penguasaan atau penjajahan. VOC terus
berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih dari sekedar jual beli. Itulah yang
memicu kekecewaan, kebencian, dan perlawanan fisik.
Tahukah kalian keistimewaan VOC? VOC dipimpin oleh
seorang Gubernur Jenderal yang menjalankan tugas pemerintahan di daerah-daerah
jajahan. Selain itu, VOC mempunyai hak
oktroi/istimewa yang isinya sebagai berikut.
1. Hak
mencetak uang.
2. Hak
memiliki angkatan perang.
3. Hak
memerintah daerah yang diduduki.
4. Hak
melakukan perjanjian dengan raja-raja.
5. Hak
memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada awalnya, VOC meminta
keistimewaan hak-hak dagang. Akan tetapi, dalam perkembangannya menjadi
penguasaan pasar (monopoli).. Kalian tentu sering mendengar istilah monopoli. Monopoli
adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.
Bagaimanakah dampak monopoli? Bagi pelaku perusahaan, monopoli sangat
menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual. Sebagai
contoh, pada saat melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia,VOC membuat perjanjian
dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Isinya, setiap kerajaan hanya
mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Karena produsen sudah
dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual oleh rakyat harganya sangat
turun. Sebaliknya, VOC menjualnya kembali ke Eropa dengan harga yang sangat
tinggi. Tentu kalian bertanya, mengapa kerajaan-kerajaan di Indonesia
membiarkan VOC memonopoli perdagangan?
Semua itu terjadi karena keterpaksaan. Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di
Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah
satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal devide et impera. Adu domba
yang dilakukan Belanda dapat terjadi terhadap kerajaan yang satu dengan
kerajaan yang lain, atau antarpejabat kerajaan.
Apa tujuan Belanda melakukan adu
domba? Belanda
berharap akan terjadi permusuhan antarbangsa Indonesia, sehingga terjadi perang
antarkerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik internal yang terjadi di
kerajaan. Pada saat terjadi perang antarkerajaan, Belanda mendukung salah satu
kerajaan yang berperang. Demikian halnya saat terjadi konflik di dalam
kerajaan, Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung
Belanda menang, Belanda akan meminta balas jasa.
VOC mengalami kebangkrutan pada akhir
abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan yang kurang baik menjadi penyebab
utama kebangkrutan VOC. Akhirnya, tanggal 13 Desember 1799, VOC dibubarkan.

2. Pengaruh Kebijakan
Kerja Paksa

Perhatikan gambar peta jalur Anyer
Panarukan di atas! Tahukah kalian berapa panjang jalur Anyer Panarukan? Jalur
tersebut memanjang lebih dari 1.000 kilometer dari Cilegon (Banten), Jakarta,
Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga
Panarukan (Jawa Timur). Pembangunan jalan tersebut merupakan
kebijakan pemerintah Republik Bataaf di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem
Daendels. Mereka memandang penting pembangunan jalur Anyer-Panarukan. Selain
untuk kepentingan pertahanan dan militer, jalur tersebut merupakan penghubung
kota-kota penting di Pulau Jawa yang merupakan penghasil berbagai tanaman
ekspor. Dengan dibangunnya jalan tersebut, proses distribusi barang dan jasa
untuk kepentingan kolonial semakin cepat dan efisien.
Pembangunan jalur Anyer-Panarukan sebagian
besar dilakukan oleh tenaga manusia. Puluhan ribu penduduk dikerahkan untuk
membangun jalan tersebut. Rakyat Indonesia dipaksa Belanda untuk membangun
jalan. Mereka tidak digaji dan tidak menerima makanan yang layak. Akibatnya,
ribuan penduduk meninggal baik karena kelaparan maupun penyakit yang diderita.
Pengerahan penduduk untuk mengerjakan berbagai proyek Belanda inilah yang
disebut kerja rodi atau kerja paksa.
Pengaruh Sistem Sewa Tanah
Saat Inggris menguasai Indonesia,
Gubernur Jenderal Lord Minto membagi daerah jajahan Hindia Belanda menjadi
empat gubernement, yakni Malaka, Sumatra, Jawa, dan Maluku. Lord Minto
selanjutnya menyerahkan tanggung jawab kekuasaan atas seluruh wilayah itu kepada
Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Salah satu kebijakan terkenal pada
masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau landrent-system atau landelijk
stelsel. Sistem tersebut memiliki ketentuan, antara lain sebagai berikut.
a.
Petani
harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
b.
Harga
sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
c.
Pembayaran
sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
d.
Bagi
yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.
Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut
dianggap memiliki banyak kelemahan sehingga gagal diterapkan di Indonesia.
Beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan sistem sewa tanah adalah sebagai
berikut.
a. Sulit menentukan besar kecil pajak
bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat memiliki tanah yang sama.
b. Sulit menentukan luas dan tingkat
kesuburan tanah petani.
c.
Keterbatasan jumlah pegawai.
d.
Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
4. Pengaruh Sistem
Tanam Paksa
Salah satu cara Belanda untuk menutup
kerugian adalah dengan meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor merupakan
pilihan Belanda untuk mempercepat penambahan pundi-pundi keuangan Negara. Pada
tahun 1830,Johannes van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa (cultuur
stelsel). Kebijakan ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan
keuangan akibat perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang
Belgia (18301831).
Tahukah kalian ketentuan-ketentuan
kebijakan tanam paksa? Simaklah ketentuan-ketentuan sistem tersebut berikut
ini.
1. Penduduk wajib menyerahkan seperlima
tanahnya untuk ditanami tanaman wajib dan berkualitas ekspor.
2.
Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak tanah.
3.
Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi waktu untuk
menanam padi.
4.
Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah,
kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
5.
Kegagalan panen tanaman wajib bukan kesalahan penduduk, melainkan menjadi
tanggung jawab pemerintah Belanda.
6.
Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan pegawai Eropa
menjadi pengawas, pemungut, dan pengangkut.
7.
Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib selama seperlima
tahun (66 hari) dan mendapatkan upah.
Manfaat Perdagangan Antarpulau/Antardaerah
Manfaat
dari perdagangan antarpulau/antardaerah antara lain adalah:
a)
Menyediakan alternatif alat pemuas kebutuhan
bagi konsumen
b)
Meningkatkan produktivitas
c)
Memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat
2. Perdagangan Antarnegara
Perdagangan antarnegara atau sering
disebut perdagangan internasional merupakan aktivitas perdagangan yang
dilakukan oleh masyarakat suatu negara dengan masyarakat negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Masyarakat yang dimaksud dapat berupa individu, kelompok,
lembaga, pemerintah suatu negara dengan negara lain. Ruang lingkup perdagangan
antarnegara berkaitan dengan beberapa kegiatan, yaitu:
1) Perpindahan
barang dan jasa dari suatu negara ke negara yang lain.
2) Perpindahan
modal melalui investasi asing dari luar negeri ke dalam negeri.
3) Perpindahan tenaga kerja dari suatu negara ke
negara lain.
4) Perpindahan teknologi
dengan mendirikan pabrik-pabrik di negara lain.
5) Penyampaian
informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar
a.
Ekspor
Ekspor
merupakan kegiatan menjual barang atau produk ke luar negeri. Ekspor dilakukan
oleh seseorang atau badan. Pelaku ekspor ini disebut eksportir. Tujuan utama
kegiatan ekspor adalah untuk memperoleh keuntungan. Barang yang diekspor akan
dibayar oleh pihak pembeli dengan alat pembayaran berupa mata uang asing atau
mata uang luar negeri, seperti Dollar. Mata uang asing ini selanjutnya
ditukarkan menjadi Rupiah pada bank dalam negeri. Mata uang asing ini ditampung
oleh pemerintah dan disebut sebagai devisa negara.
b.
Impor
Impor
merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri. Seseorang atau badan yang
melakukan impor disebut importir. Seorang importir membayar barang yang ia beli
dengan mata uang asing. Importir dapat menukarkan uang rupiah mereka dengan
mata uang asing di bank dalam negeri. Selanjutnya, digunakan untuk membayar
barang yang diimpor.
Barang-barang
yang di impor oleh Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu migas dan non-migas.
Barang-barang yang termasuk dalam kelompok migas antara lain minyak tanah,
bensin, solar, dan elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk dalam kelompok
non-migas antara lain adalah karet, kopi, ikan, kayu lapis, kelapa sawit, serta
barang tambang nonmigas seperti nikel dan batubara.
Kebijakan pemerintah
untuk mendorong ekspor
1. Memberi
Kemudahan Kepada Produsen Barang Ekspor
2. Menjaga
Kestabilan Nilai Tukar Rupiah
3. Membuat
Perjanjian Dagang Internasional
4. Meningkatkan
Promosi
d. Faktor pendorong
ekspor
Berikut ini beberapa
faktor yang memengaruhi ekspor baik dari dalam ataupun luar negeri.
1) Keadaan
Pasar Luar Negeri
2) Keuletan
Eksportir untuk Menangkap Peluang Pasa
3) Kondisi
Sosial, Ekonomi, Politik Suatu Negara
e.
Manfaat Perdagangan
Antarnegara
1) Memperoleh
Keuntungan
2) Memperoleh
Barang yang Tidak Dapat Diproduksi di dalam Negeri
3) Menjalin
Persahabatan Antarnegara
4) Transfer
Teknologi Modern
Faktor-Faktor yang Mendorong
Perdagangan Antarnegara
Banyak
faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan antarnegara, di
antaranya:
1)
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2) Keinginan memperoleh keuntungan dan
meningkatkan pendapatan negara.
3) Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4) Adanya kelebihan produk dalam negeri
sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
5)
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
6) Keinginan membuka kerja sama, hubungan
politik, dan dukungan dari negara lain.
7)
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
Perbedaan Perdagangan
Antarpulau dengan Perdagangan Antarnegara
Ada tiga perbedaan utama antara perdagangan
antarnegara dan perdagangan domestik/perdagangan antarpulau, yaitu sebagai
berikut.
1) Peluang
Perdagangan yang Lebih Luas
2) Adanya
Kedaulatan Bangsa
3) Penggunaan
Kurs Tukar
Comments
Post a Comment